Ternyata, status guru honor yang tak jelas dengan gaji ala kadarnya, tidak menjadi halangan bagi Ibu guru yang satu ini. Di tengah keterbatasannya, ternyata Nurbaya SAg, guru bidang studi Agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 Kosgoro di Solok mampu berprestasi di tingkat Nasional.
Nurbaya,
SAg, satu di antara seribuan guru honor lainnya yang tersebar di kota
dan kabupaten yang nyaris sama nasibnya, bahkan bisa dibilang masih di
bawah rata-rata. Demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga, guru bidang
studi Agama Islam ini pun terpaksa memborong jam mengajar pagi-sore di
sekolah tempatnya mengabdi, korbankan waktu bagi keluarga. Namun siapa
menyangkal, Nurbaya berhasil menoreh prestasi tingkat nasional,
harapan 2 lomba kreasi model pembelajaran oleh Kementrian Agama RI.
Nurbaya
seorang guru honorer di SMK 1 Kosgoro Solok berbekal SK yayasan
semenjak tahun 2000 silam, dan dua tahun terakhir juga aktif mengajar di
SMK Negeri 1 Kota Solok jurusan pemasaran. Dalam kesehariannya saat
mengisi rutinitas (mengajar), Nurbaya terlihat biasa-biasa saja
(sederhana), tidak terlihat pernak-pernik yang menonjol layaknya
seorang guru senior. Kecuali dihiasi setumpuk buku-buku penduan mengajar
dijepit, setelah buku-buku lainnya penuh sesak dalam tas.
Meski
guru honor, ternyata Nurbaya termasuk sosok yang memiliki rasa percaya
diri cukup tinggi dalam menekuni profesinya, hingga setiap berbagai
anjang perlombaan khususnya lomba karya tulis antar guru yang
diselenggarakan pemerintah serta-merta tak luput menjadi incarannya.
Alhasilnya, berkat gigih, Nurbaya berhasil menuai keberhasilan, keluar
sebagai juara I tingkat Kota Solok dalam lomba karya tulis model
pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diselenggarakan Kementerian
Agama setempat .
Yakin
akan kembali menjadi sang juara, perjuangan wanita berusia 40 tahun ini
pun dalam tulisannya setebal 200 halaman berlanjut ke Tingkat Provinsi
di tahun 2009 lalu, dengan tema menjadikan generasi cerdas yang agamais
melali sistem ajar professional dengan pemanfaatan media pembelajaran.
Nurbaya sengaja mengangkat tema ini ke perlombaan mengingat minat
siswa/i dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) cukup
lemah, PAI kurang diminati layaknya bidang studi lain. Berdasarkan
hasil penelitiannya selama enam bulan, ini lebih disebabkan faktor
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Alhasilnya, karya ilmiah yang
disusun Nurbaya dinobatkan sebagai juara II tingkat provinsi Sumbar.
“Saya
senang, meski guru honor, saya mampu berkompetisi. Karya tulis yang
begitu dengan susah-payah saya susun, keluar sebagai juara II diantara
hasil karya tulis peserta lainnya yang semuanya rata-rata berstatus guru
PNS dan senior,” ujar Nurbaya yang ditemui Padang Ekspres di SMKN 1
Kota Solok, Jumat (28/12).
Belum
pas sampai disitu, ia pun pada Noverber lalu kembali mengikuti lomba
karya tulis dengan tema yang sama setelah ditawari pihak SMKN 1 Solok.
Namun kali ini tantangan justru jauh lebih berat, sebab kompetisi yang
diikutinya adalah mewakili nama Sumbar untuk tingkat nasional, Sudah
barang tentu kemampuan para pesaing yang bakal dihadapi semuanya
hebat, telah teruji dan professional, dengan jam terbang yang tak ada
apa-apanya dibanding Nurbaya. Namun kegamangan itu tidak membuat
Nurbaya pesimis dan bermental kerupuk, komitmennya pun tetap bulat.
Alhasilnya,
begitu selesai presentasi berselang sepekan berikutnya (10/12), nama
Nurbaya pun keluar sebagai pemenang harapan II dan diundang ke
Jakarta, dengan piala plus tabanas diserahkan oleh Kementerian Agama
Islam RI melalui Direktur PAIS, Dr.H. Amin Haidari,M.Pd di Jakarta.
“Saat
menerima piala, semua tulang saya terasa menggigil, air mata dengan
sendirinya menetes. Sebagai guru honor, saya ke Jakarta naik pesawat,”
cerita Nurbaya.
Sempat
diakui Nurbaya, sebelum hasil pengumuman keluar, sama-sekali Nurbaya
tidak menyangkal namanya akan keluar sebagai pemenang mengingat para
pasaing yang dihadapi seluruhnya cukup tangguh. Namun berkat gigih dan
tetap percaya diri diiringi doa kehadapan Allah SWT, tidak ada yang
mustahil. Sekalipun guru honor, tetap bisa berprestasi.
Atas
pembuaktian prestasi yang diraihnya, Nurbaya hanya berharap kiranya
pimpinan daerah segera dapat menerbitkan SK Wali kota atas profesinya
sebagai bekal penyambung hidup keluarga kelak membantu beban suami
tercinta yang juga berstatus guru honor.
Sumber berita
www.padangekspres.co.id
